Selasa, 13 November 2012

Konsep ASI (Air Susu Ibu)

Konsep ASI (Air Susu Ibu) dan Menyusui mulai dari :

1. Definisi ASI 
Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Semua unsur gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi normal ada di dalam ASI. Oleh karena itu, menyusui menjadi cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Menyususi juga bisa membangun hubungan yang hangat antara ibu dan bayi. Hal ini sangat penting bagi perkembangn psikologis yang sehat dari sang bayi. Menyusui bayi berarti memberikan awal kehidupan yang baik kepada seorang anak. (Ratih Novianti: 2009). 
Air susu ibu adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan, karena ASI adalah cairan hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi. Kandungan gizi yang terdapat dalam ASI terbukti dapat melawan infeksi, membantu mematangkan sistem imunitas, mengurangi gangguan pencernaan dan mendukung pertumbuhan otak bayi serta sesuatu yang tidak dapat diperoleh oleh susu buatan pabrik. 
Pemberian ASI bagi bayi juga memberikan keuntungan jangka panjang pada anak, diantarannya: terhindar dari penyakit alergi ,asma, obesitas, dan bahkan beberapa jenis kanker. Penelitian juga telah membuktikan bahwa ASI tidak hanya membuat bayi anda sehat tetapi juga membuat mereka lebih cerdas. Bagi ibu yang menyusui juga memberikan banyak manfaat. Hormon yang dihasilkan saat menyusui akan mengurangi pendarahan yang mungkin terjadi pasca persalinan dan membantu rahim mengecil kembali keukuran semula. Menyusui juga dapat mengurangi resiko terjadinya beberapa penyakit pada ibu, diantaranya: kanker payudara. Ibu yang menyusui anaknya akan hidup lebih bersih dan teratur serta lebih memperhatikan kesehatan tubuh lingkungan agar si kecil tetap sehat. (Ratih Purwanti,2009). 
2. Sejarah ASI 
Pada tahun 1990, WHO-UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan deklasi innocent (innocenti;declaration). Deklarasi yang dilahirkan diinnocent Italia ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberikan dukungan pada pemberian ASI. Pada deklarasi yang juga ditandatangani oleh Indonesia ini, dijelaskan bahwa untuk mengingat kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal, maka semua ibu dianjurkan memberikan ASI sejak lahir hingga usia 4 bulan. Setelah berumur 4 bulan, bayi mulai diberikan makanan pendamping/padat yang benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (Suprayoga, 2009). 
3. Keunggulan ASI 
Dilihat dari kandungan nutrisinya, ASI masih merupakan makanan yang terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi dari 0 hingga 6 bulan lebih hingga 100%. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sehingga ASI akan mengurangi resiko dari berbagai jenis kekurangan gizi. Selain itu, ASI juga dibutuhkan bagi otak, mata, dan pembuluh darah yang sehat. 
ASI dapat mencegah anemia pada bayi karena mengandung zat besi yang dapat diserap lebih baik dari pada zat besi dari sumber lainnya. Selain tiu, ASI jga membuat bayi tidak akan kekurangan nutrisi, karena ASI mampu memenuhi kebutuhan energi bayi.(Ratih novianti, 2009). 
Manfaat ASI untuk bayi, diantaranya: 
  1. ASI sebagai nutrisi. 
  2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh. 
  3. ASI menigkatkan kecerdasan. 
  4. ASI mempercepat jalinan kasih sayang. 
  5. Kandungan gizi pada ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. 
  6. Mudah dicerna dan diserap. 
  7. ASI bersih dan segar. 
  8. Aman dan murah. 
  9. Melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit terutama penyakit imlikasi. 
  10. Memperindah kulit, gigi dan bentuk bentuk rahang. 
  11. Tersedia pada suhu yang tepat sehingga bayi tidak harus menuggu. 
  12. Jarang terkena diare tidak akan sembelit dan jarang terkena alergi 
4. Proses Produksi ASI 
ASI diproduksi dari hasil kerja sama antara faktor hormonal dan saraf. Untuk membahas mengenai bagaimana ASI dapat diproduksi, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai hormon estrogen. Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk merangsang pertumbuhan organ seks, seperti payudara dan rambut pubik, serta mengatur siklus menstruasi. Hormon estrogen juga berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara membesar dan merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Selain itu, hormon estrogen memperkuat dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan. Payudara terdiri atas kumpulan kelenjar dan jaringan lemak yang terletak di antara kulit dan tulang dada bagian dalam payudara terdiri dari jaringan lemak dan jaringan berserat yang saling berhubungan, yang mengikat payudara dan mempengaruhi bentuk serta ukuran payudara. Terdapat juga pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Kelenjar di dalam payudara yang dikenal sebagai kelenjar lobule membentuk lobe atau kantung penghasil susu yang akan menghasilkan susu setelah seorang perempuan melahirkan. Terdapat sekitar 15-20 kantung penghasil susu pada setiap payudara, yang dihubungkan dengan saluran susu yang terkumpul di dalam puting. 
ASI tidak diproduksi selama kehamilan karena ada faktor-faktor yang menekan pelepasan hormon prolaktin. Salah satunya berkat kerja hormon estrogen bisa kita bayangkan jika susu sudah diproduksi sejak awal kehamilan sementara belum ada yang menghisapnya, para ibu tentu harus membuaang ASI setiap hari. Proses produksi sampai air susu memenuhi payudara sekitar satu hari hingga tiga hari. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir apabila air susu belum keluar atau yang keluar hanya sedikit sekali pada hari-hari pertama yang diproduksi payudara saat produksi ASI dimulai. Cairan kolostrum berbentuk encer, manis, dan mudah dicerna. Awalnya kolostrum berbentuk kental dan berwarna kuning, semakin dekat dengan persalinan, kolostrum semakin encer dan warnanya memucat. 
ASI diproduksi setiap saat sebelum, selama, dan sesudah bayi menyusu. ASI yang telah diproduksi disimpan dalam payudara ibu. Volume ASI yang disimpan dipayudara akan lebih banyak jika masa jeda waktu menyusu berikutnya lebih lama. Volume ASI yang disimpan dalam payudara relatif bervariasi pada tiap ibu dan tidak ditentukan dari ukuran payudara. ASI tidak akan pernah habis 100% meskipun bayi telah menyusu payudara setiap saat. Penelitian lakasi membuktikan, bayi tidak akan menghabiskan semua stok ASI pada payudara. Makin banyak dan sering bayi minum ASI, makin cepat ASI diproduksi. Jadi, jangan berfikir menyusui, memompa, atau memerah ASI seperti meminum air di dalam gelas dengan sedotan, begitu diminum akan berkurang. 
Pada bebrapa hari pasca melahirkan,ASI mulai diproduksi oleh organ penghasil ASI. Pada hari pertama produksi ASI tidak ditentukan dari beberapa banyak ASI akan dikeluarkan. Tetapi, setelah beberapa hari kemudian produksi ASI sangat ditentukan dari berapa banyak ASI yang dikeluarkan, baik dengan cara disusui atau dipompa. Seterusnya organ produksi ASI akan mulai mengurangi produksi ASI hingga jumlahnya sesuai dengan kebutuhan bayi. 
Pada minggu pertama umumnya ibu memproduksi ASI melebih kapasitas yang dibutuhkan bayi, terutama jika ibu menyusui dengan baik. Di masa tersebut banyak ibu mengalami rembesan ASI atau payudara terasa penuh atau bengkak kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Pada masa tersebut organ produksi ASI ibu sedang dalam proses penyesuain terhadap jumlah ASI yang dibutuhkan bayi. 
Sekitar minggu keenam hingga bulan ketiga kadar prolaktin akan mulai berkurang secara berahap hingga akhir masa menyusui. Pada masa tersebut payudara mulai terasa tidak penuh, rembesan ASI berkurang dan refleks aliran ASI mulai tidak terasa. Kandungan ASI yang diproduksi ibu selalu berubh dari waktu ke waktu. Di menit-menit awal menyusui, ASI kaya akan protein, rendah lemak dan cenderung lebih encer seperti susu formula yang kebanyakan air. ASI yang dinamakan susu awal atau foremilk ini berfungsi untuk mengenyangkan saat menyusui, ibu tidak dapat membedakan secara pasti antara foremilk dan hindmilk karena perubahannya berlangsung secara perlahan. 
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI 
Untuk meningkatkan produksi ASI hendaknya kita mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Faktor tersebut adalah: 
a. Makanan Ibu 
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu kualitas ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi, diperukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan nasi untuk membuat 1 liter ASI. 
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, tentu akan mengkibakan terjadinya kemunduran dalam pembuatan dan produksi ASI. Terlebih lagi jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Meskipun tidak ada pengaruh yang jelas terhadap jumlah air minum dalam jumlah yang cukup, seorang ibu tetap dianjurkan selain mengkonsumsi makanan tambahan sebagai sumber protein seperti ikan dan telur, serta bahan makanan sebagai sumber vitamin, juga di perlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin yang dibutuhkan dalam ASI. 
b. Ketentraman jiwa dan pikiran 
Produksi air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu ada dua macam refleks yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya adalah refleks prolaktin dan refleks milk ejaction. 
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin 
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin, mereka tetap menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik kemudian ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Akan tetapi, masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Kondisi ini sering kali kita temukan hingga sekarang, pengaruh itu bahkan diperparah dengan keadaan di sekeliling kamar bersalin yang dipasang dan ditempeli gambar-gambar atau foster memuji penggunaan dan manfaat berbagai macam merk susu formula atau susu buatan. 
d. Pengaruh alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron 
Kita bisa bayangkan betapa sedikitnya informasi yang diterima oleh para ibu tentang penggunaan pil KB. Dalam aturan kesehatan selama ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi berupa pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI secara keseluruhan, maka dari itu alat kontrasepsi dalam rahim yaitu IUD atau spiral. Kerena AKDR dapat merangsang uteru ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. (Anton Baskoro, 2008) 
2. Volume Produksi ASI 
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari. Dari jumlah ini, akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. 
Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan. Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan atau penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit. 
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi, ada penelitian yang dilakukan oleh para ahli pada beberapa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama. 
Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. 
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 buan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi, kadang-kadang terjadinya keadaan dimana peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi ASI-nya. 
Produksi dari ibu yang kekurangan gizi sering kali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah, dimana ibu-ibu sngat kekurangn gizi sering kali ditemukan “marasmus” pada bayi-bayi berumur 1 tahun hanya diberi ASI. (Baskoro, 2008) 
3. Komposisi ASI 
Kandungan zat gizi dalam kolostrum (ASI yang pertama keluar hari pertama sampai ke tiga sesudah melahirkan ) memiliki protein sangat yang sangat tinggi. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama. Komposisi zat gizi yang terdapat pada asi tersebut terdiri dari: 
a. Karbohidrat 
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan pasi adalah 7:4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan pasi. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau meminum pasi. Dengan demikian pemberian asi akan semakin sukses. 
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisis yang penting untuk pertumbuhan sel saraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel saraf. Selain itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus di dalam susu (faktor yang menghambat pertumbuhann bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan ) mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi. 
b. Protein 
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan pasi. Namun, protein-protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingn protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 65:35 sedangkan dalam pasi 20:80. Artinya, protein dalam pasi hanya sepertiga protein asi yang diserap oleh sistem pencernaan bayi yang harus membuang 2 kali lebih banyak protein yang susah diabsorbsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan berbentuk biji cabe menunjukan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi di berkan pasi. 
c. Lemak 
Kadar lemak dalam asi pada mulanya rendah kemudian menigkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali dihisap oleh bayi hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian, kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut perkembangn bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan. 
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringn otak dan sangat mudah dicerna karena mangandung enzim lipase. Lemak dalam berbentuk omega 3, omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak pasi sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare jumlah asam linoleat dalam asi sangat tinggi dan perbandingnnya dengan pasi yaitu 6:1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkmbangan sel saraf otak bayi. 
d. Mineral 
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam pasi kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi yanng tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah kerena obstipasi gangguan metabolisme. 
e. Vitamin 
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. (Anton Baskoro, 2008). 
4. Cara Tepat Pemberian ASI 
Ibu yang menginginkan manfaat optimal dari pemberian ASI, pertama-tama harus paham bahwa untuk itu diperlukan dua syarat utama, yaitu: Pertama, pemberian ASI harus dilakukan dengan baik sehingga terjadi keberhasilan menyusui. Kedua, pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif paling sedikit selama empat bulan den lebih baik lagi jika sampai 6 bulan. 
Pemberian ASI yang baik adalah yng sesuai dengan kebutuhan bayi (on demand) jika ASI diberikan ketika saat anak ssudah terlalu lama. Jadi, keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat untuk pemberian ASI. 
Jika diperhatikan dengan baik, sebelum menangis, bayi bisa memberikan tanda-tanda kebutuhannya akan ASI. Misalnya berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau memainkan tangan dimulut. Namun ketepatan waktu saja tidak cukup. Buktinya, tidak jarang kegagalan dalam menyusui masih terjadi. Jika hal itu terjadi, ibu jangan lekas berputus asa. Harus dipahami bahwa kegagalan biasanya disebabkan tehnik dan posisi menyusui yang kurang tepat. Bahkan tehnik dan posisi menyusui yang kurang tepat, bahkan karena produksi ASI-nya yang sedikit. ASI sendiri sebenarnya tak pernah kurang, karena produksinya akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Bahkan ada ibu yang produksi ASI-nya bisa sampai dua liter per hari. 
Kegagalan tehknis menyusui bisa terjadi, misalnya karena bayi yang bersangkutan pernah menggunakan dot. Bagaimanapun, cara minum ASI secara langsung dengan menggunakan dot sangat berbeda sekali. Dengan dot susu sudah akan keluar walau hanya ujungnya yang di hisap. Sementara itu apabila lngsung menyusu pada biunya bayi harus membuka mulut lebar-lebar. Jadi, menyusu pada ibu dengan cara seperti menghisap dot tidak akan bisa mengeluarkan ASI dengan baik. 
Di luar itu, kondisi psikologis ibu juga harus menunjang karena pengaruhnya terhadap keberhasilan atau kagagalan menyusui sangat besar. Ada ibu yang terlalu khawatir bahwa dirinya tidak akan bisa menyusui. Padahal, sebenarnya ibu tidak bermaslah. Justru kerena ibu terlalu khawatir, maka proses menyusui itu tidak berhasil, dan kalau ibu yakin dapat menyusui, maka tak akan ada masalah. 
Ibu juga merasa gagal karena bayinya hanya minum sedikit. Sebenarnya harus dilihat dulu, bagaimana keadaan bayi. Sebab pada keadaan tertentu ia tidak membutuhkan banyak susu. Jika ibu dilanda kecemasan seperti itu, contoh akibatnya yang jelas antara lain hormon oksitosin ibu tidak akan keluar.Padahal hormon ini merupakan salah satu hormon yang berperan dalam proses produksi ASI. Sebaliknya,kalau ibu merasa tenang dan senang, maka hormon oksitosin bisa keluar serta bekerja dengan baik. 
Oksitosin berpengaruh dalam proses pengeluaran ASI dari kelenjar susu.Adanya hormon ini akan membuat otot saluran ASI berkontraksi, sehingga ASI dalam kelenjar susu bisa keluar keujung salurannya untuk kemudian dihisap bayi dengan mudah. Sebaliknya, selama ASI digunakan, produksi oksitosin pun akan berlangsung terus. 
Bagi ibu, manfaat oksitosin ini juga nyata. Selain mengerutkan otot-otot saluran untuk pengeluaran ASI, hormon ini juga mengakibatkan otot-otot polos rahim berikut pembuluh darahnya mengkerut. Efek ini akan bekerja maksimal jika setelah melahirkan, ibu langsung mulai menyusui bayinya. Dengan begitu maka penyempitan pembuluh darah yang terbuka saat melahirkan bisa dipercepat. Hal ini jelas berdampak positif karena perdarahan dirahim bekas proses persalinan akan cepat berhenti. Kalau otot-otot dirahim mengkerut, otomatis pembuluh darah yang terbuka itu akan terjepit sehingga perdarahan akan segera berhenti. 
Khusus di Indonesia, angka kematian ibu saat melahirkan sangat tinggi dan salah satu penyebabnya adalah perdarahan setelah melahirkan. Padahal, sebenarnya kalau ibu melakukan pemberian ASI dengan baik, kejadian perdarahan bisa dikurangi dan risiko kematian bisa diperkecil. Jika perdarahan setelah melahirkan semakin cepat berhenti, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu pun akan berkurang. 
5. Alasan Penundaan Pemberin Makanan Padat Pada Bayi 
a. Riset medis mengatakan bahwa ASI membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama, bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukan bahwa pada tingkat populasi dasar pemberian ASI adalah cara optimal dalam pemberian makanan kepada bayi. 
b. Penundaan pemberian makanan padat, dapat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi. Menunda makanan padat, dapat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang. Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara psikologis, pada usia 6-9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai di berikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimmanya, maka makanan tersebut tidak dapat menyebabkan reaksi yang tidak mmenyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dan lain-lain). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya akan mendekati jumlah yang cukup untuk mencerna makanan kasar sampai usia sekitar 8 bulan, dan enzim pencerna kerbohidrat seperti maltase, isomaltase, dan sekrase belum mencapai level orang dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa. 
c. Sejak lahir sampai usia antara empat hingga 6 bulan bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa jarak yang ada diantara sel-sel pada usus kecil akan membuat makro molekul yang utuh termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menuntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah makanan selain ASI. 
d. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangn zat besi. Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yng mengandung zat besi, terutama pada usia 8 bulan pertama mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Peneliti menympulkan mereka tidak menemukan adanya kasus anemia di tahun pertama pada bayi. 
e. Menunda pemberian makanan padat, membantu mengurangi resiko bayi terjadinya obesitas dimasa datang. Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak. 
f. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga kesediaan ASI mereka. Berbagai studi menunjukan bahwa pada bayi makanan padat akann menggantikan porsi susu dalam menunya, makanan tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Makin banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. 
6. Memerah dan menyimpan ASI 
Pengetahuan tentang cara memerah, menyimpan, dan memberikan ASI perah sebaiknya dikuasai para ibu bekerja yang ingin menyusui bayinnya. Ibu yang bekerja di anjurkan untuk menyimpan ASI perah minimal dua hari sebelum mulai bekerja dan meningglkan bayi. ASI sebaiknya di perah setiap tiga jam karena produksi susu akan melimpah jika sering di keluarkan. 
ASI pada dasarnya dapat diperah melalui tiga cara, yakni menggunakan tangan, alat manual atau memakai pompa elektrik. Cara apapun yang dipilih, faktor keberhasilan harus tetap diperhatikan. Sebelumnya memerahan ASI, cucilah tangan anda dengan sabun dan dengan air hingga bersih dan sediakan wadah tertutup yang steril dan bersih untuk menampung ASI. Kemudan, perah sedikit ASI lalu oleskan pada puting dan areola karena air susu ibu mengandung zat anti bakteri. 
Pada masa awal, ibu tidak perlu putus asa jika jumlah ASI yang di peroleh tidak sebanyak yngdi inginkan. Untuk menjadi terampil memerah ASI memang butuh wktu dan latihan. Karena itu, ibu sebaiknya berlatih memerah ASI sekitr satu minggu sebelum kembali bekerja. Selama di tempat kerja, ibu dianjurkan memerah ASI sebanyak dua sampai tiga kali di tempat yang tenang. 
Wadah untuk menampung ASI perah sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, misalnya botol atau cangkir tertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas, tahan dimasak dalam air mendidih, dan mempunyai mulut lebar agar ASI yang diperah dapat ditampung dengan mudah. Bila ASI tidak langung diberikan pastikan penyimpanannya aman dari kontminasi dan berikan label waktu pemerahan pada setiap wadah ASI perah. Jika ASI perah akan di berika kurang dari enam jam pada bayi, ASI tersebut tidak perlu disimpan dalam lemari es. ASI perah t ahan enam sampai delapan jam di ruangn bersuhu kamar 24 jam dalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan tiga bulan dalam freezer. 
Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang dibekukan dicairkan terlebih dahulu dan diletakan dalam ruangan dengan suhu kamar. Kemudian, wadah berisi air itu direndam dalam air hangat sebelum diberikan kepada bayi. ASI sebaiknya diberikan dengan cangkir atau sendok agar bayi bisa mengisap ASI sedikit demi sedikit. Sesudah diberi ASI, bayi dipegang dalam posisi tegak agar sendawa.

B. Pengertian Menyusui 
Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi, jarang sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusu bayinya. Meskipun demikian, menyusui juga perlu dipelajari, terutama oleh ibu yang baru pertama kali memiliki anak agar tahu cara menyusui yang baik dan benar. Menyusui artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari payudara ibu. Menyusui adalah proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. (utami roesli, 2004) 
Pemberian ASI sangatlah penting mengingat ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa empat sampai enam bulan pertama kehidupannya. Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan hendaknya secara tepat.(Anton Baskoro,2008)

Sumber  : dedeyahya.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar